Kenali dulu, sebab orang lain hanya mampu menilai
Seseorang yang mengetahui sesuatu dari diri seseorang yang lain hanya lewat mulut ke mulut, cerita satu ke cerita yang lain, tanpa mencari kebenarannya, juga tidak mengenal lebih dekat. Bagaimana caranya dengan mudahnya menyampaikan perihal seseorang ke seseorang yang lain dan parahnya lagi perihal tersebut dipercaya. Luar biasanya ucapan yang dilontarkan, diterima mentah-mentah tanpa ragu, padahal kebenarannya masih tidak bisa dipercaya sama sekali. Warbiasahh.....
Entah ada apa yang melatarbelakangi kemampuan merangkai cerita tentang seseorang tersebut. Ada sinyal apa yang mampu memberi informasi, ada kekuatan apa hingga mampu mengenal dan menyimpulkan tentang seseorang tanpa adanya suatu hubungan seperti komunikasi. Kata orang Makassar “Nakke herang tong”. Yang dikhawatirkan informasi yang disebar ke orang lain itu adalah sesuatu yang keliru dan bisa merugikan orang lain.
Jangan sampai kata-kata yang berupa informasi yang diterima, entah akarnya berasal darimana, valid atau tidak, kita sampaikan juga secara gamblang tanpa ilmu dan kepastian. Sama sekali tidak tahu benar atau tidaknya. Bisa-bisa ini jadi musibah juga bagi penyebarnya, penyebar hoax, atau parahnya bisa dibawah kejalur hukum untuk pencemaran nama baik jika terkait tentang seseorang atau bahkan kelompok.
Banyak realita, bukan cuma zaman dulu tapi merambat sampai sekarang. Secara sederhananya seperti ini, mengenal seseorang hanya lewat “KATANYA”. Katanya dia itu orangnya seperti ini, katanya dia dulu begini, katanya dia kerja disana, katanya ini, katanya itu. Tapi bagaimana dengan “FAKTANYA”, belum tentu semua benar. Orang-orang yang menerima informasi juga kadang-kadang mengiyakan dengan seenaknya, atau malah ada yang menambah-nambahkan “katanya-katanya” yang lain. Padahal kenal saja, tidak.
Kadang lucu sih, sekaligus membingungkan. Aku pribadi sih anggapannya seperti itu. Kadang ada yang kenal, entah kenal melalui apa atau melalui siapa. Nah yang lucunya ‘dia’ cukup tahu banyak tentang apa-apa yang bersangkutan dengan aku. Padahal, jujur lihat rupa dan namanya saja tidak pernah, masuk dalam daftar orang dekat bahkan kenalan pun tidak. Setelah tahu bahwa ada suatu informasi darinya tentang aku, nah disitu mungkin sedikit akan mencari tahu ‘dia’ siapa? Ada urusan apa? Ada hubungan apa? Atau mungkin ada masalah yang bersangkutan dengan aku, dan kebetulan aku tidak tahu itu.
Kalau-kalau yang disampaikan ke orang-orang itu benar adanya. Alhamdulillah. Tapi, kalau malah sebaliknya? Yah, sudahlah. Tidak pernah sekalipun ingin ambil pusing masalah seperti itu. Tapi, apa benar keputusan untuk tidak mempedulikan sudah keputusan yang tepat? Entahlah. Jujur aku orang tidak kuat pusing, jadi biarlah seperti itu. Akan ada masanya jika benar-benar mengganggu baru benar-benar direspon. Se-simple itu sih. Hahahaha seloww...
Kita kenal dekat sekalipun, belum tentu pendapat atau ceritamu tentang aku itu akan benar sepenuhnya. Nah apa kabar yang tidak kenal? cuma dengar "Katanya".
Katanya aku judes, iyaa. Katanya aku cuek, iya. Katanya aku sombong, oh tidak. Apa yang mesti aku sombongkan dengan hidup yang banyak kurangnya ini?. Kalau judes, cuek, kurang senyum. Itu ada benarnya, tapi tidak melulu seperti itu juga. Tergantung situasi dan kondisi intinya.
Jadi jangan mudah percaya, meskipun informasi yang kita peroleh itu dari orang terdekat sekalipun. Sesungguhnya, orang yang benar-benar tahu tentang diri seseorang, yah dia (orang itu). Orang lain hanya mampu menilai. Maka kenal dulu, lalu silahkan menilai dengan versimu.
Komentar
Posting Komentar