Maaf, Anakmu Terlalu Gengsi


Jika ditanya tentang sesuatu yang berkaitan dengan orang tua, pasti suasana hatiku seketika langsung sedih. Ada rasa sedih dan takut yang bercampur aduk. Aku sedih karena diumurku yang sudah cukup dewasa, belum mampu memberikan sesuatu yang lebih untuk orang tua, belum bisa mewujudkan semua permintaan orang tua jika ingin sesuatu.  Bahkan kebutuhan sehari-hari pun, kadang belum bisa aku penuhi. Meski aku sudah bisa membantu sedikit demi sedikit, tapi aku merasa masih sangat jauh dari apa yang seharusnya.

Aku selalu dihantui rasa takut jika melihat orang tuaku. Aku takut jika tidak bisa berbakti, takut belum mampu membahagiakan Ayah dan Ibu diumur yang tidak muda lagi. Harusnya diusia sekarang ini, waktunya Ayah dan Ibu menikmati masa tua, bukan kerja keras pagi dan sore di kebun. Tanpa kenal cuaca terik dan hujan, muka merah terbakar matahari, bibir pucat kedinginan, jari tangan dan kaki kusut karena kehujanan.

Ayah, Ibu. Maafkan anakmu karena engkau masih harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk anak-anakmu.

Ayah, Ibu. Setiap sujudku selalu kusebut namamu. Aku berdoa agar engkau dipanjangkan umurnya. Aku berdoa agar engkau bisa melihat aku, kakakku, adik-adikku menikah nantinya, menjadi orang yang sukses, dan bahagia dengan hidupnya. Berkat jasamu yang tidak mampu kami bayar dengan apapun di dunia ini.

Ayah, Ibu. Meskipun raga anakmu ini selalu jauh darimu. Tapi lantunan doa disetiap nafasku tertuju padamu. Mendoakan keselamatan dimana pun berada, diberikan kelancaran rezeki untuk bisa menikmatinya dengan tenang dan bahagia. Mendoakan kesehatan kalian yang setiap harinya bertambah tua dan keriput.

 Ayah, Ibu. Aku sedang berusaha untuk menjadi orang sukses. Doakan aku agar kelak menjadi orang yang sukses, baik dunia maupun akhirat. Aku tahu jelas, dengan apa yang aku dapatkan hingga kini semua tidak lain tidak bukan adalah berkat kalian. Berkat doa tulus dan kasih sayang kalian, berkat ajaran dalam keluarga kita.

Ayah, Ibu. Terima kasih karena telah menghadirkanku di dunia yang keras ini. Terima kasih karena telah memperkenalkan aku kepada semua macam manusia yang berbeda. Terima kasih telah merawatku hingga dewasa seperti sekarang, membersamaiku melewati kerasnya hidup sampai sekarang. Teruslah ada sampai takdir memisahkan kita.

Ayah, Ibu. Kuharap jika waktu perpisahan aku dengan Ayah dan Ibu tiba, mohon untuk tidak melupakan aku, terus mengirimkan doa untukku, terus sedekah dengan niat atas namaku, jangan lupa untuk mengunjungiku. Semoga Ayah, Ibu, Aku, dan keluarga yang lain bisa ridho dengan takdir Allah.

Ayah, Ibu. Maafkan anakmu yang tidak pernah mengucapkan terima kasih untuk pengorbananmu. Mengucapkan selamat ulang tahun saja rasanya gengsi. Sejujurnya aku ingin sekali mengucapkan semua kalimat sayang untuk dua orang hebat, Ayah dan Ibu. Tapi mungkin karena saking tidak terbiasanya, saking gengsinya anakmu ini tidak berani mengungkapkannya.

Bahagiaku, cukup dengan melihat Ayah, Ibu, dan saudaraku udalam keadaan sehat, bisa tertawa, tersenyum, dan berbagi cerita apa yang sedang mereka kerjakan dan menceritakan masalahnya.

Aku tidak akan mampu membalas pengorbanan Ayah dan Ibu. Tapi setidaknya aku sangat berharap bisa membuat Ayah dan Ibu merasa bahagia dengan hasil kerja kerasku suatu saat nanti. Bisa mewujudkan keinginan Ayah dan Ibu untuk naik haji dan buka toko pupuk. Meski Ayah dan Ibu tidak pernah mengeluh dan meminta sesuatu. Aku yakin mereka pun enggan untuk menuntut lebih, takut jika nanti anaknya merasa terbebani.

Ibu pernah bilang, dengan melihat anak-anaknya sehat dan bisa berkumpul lengkap sampai sekarang, akur satu sama lain, tidak membuat pusing dan menambah pikiran orang tua, itu sudah cukup. Semua itu sudah cukup membuat Ayah dan Ibu bahagia.

Ayah, Ibu. Semoga panjang umur agar keinginan terbesarku untuk melihatmu bertamu dirumah Allah bisa aku capai. Sekali lagi jika aku tidak pernah mengungkapkan rasa sayang pada Ayah dan Ibu, tapi aku yakin rasa sayangku dapat kalian lihat dan rasakan dengan tindakan aku pada kalian selama ini dan kedepannya.

Rasa sayang setiap anak kepada orang tuanya pasti ada, hanya saja cara untuk mengungkapkan perasaan itu yang berbeda. Setiap anak, setiap orang tua, punya caranya tersendiri untuk mengungkapkan kasih sayangnya.


 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak mudah

Bercerita

Kisah Menjadi Karya