Memutuskan berpisah, berdoa untuk dipersatukan
Memutuskan berpisah, berdoa untuk dipersatukan
Aku bukan peramal yang tahu mana pilihan yang akan menjadi pilihan yang terbaik. Aku hanya berusaha untuk lepas dari rasa yang belum tepat pada waktunya untuk tumbuh. Aku bukannya tidak lagi suka, tidak lagi peduli akan kita. Tapi ini pilihan yang telah aku pikirkan dan putuskan dengan banyak pertimbangan. Pertimbangan yang juga mengikut sertakan hatiku didalamnya. Keputusan terberat yang harus aku ambil demi hubungan yang sehat suatu hari nanti jika memang namaku dan namamu ditakdirkan untuk bersama.
Aku masih terus belajar dan cukup sadar akan hubungan ini. Hubungan yang nyaman tapi dosanya mengganjal untuk aku merasa sempurnanya kebahagiaan. Apalah guna kita bahagia jika dosa menumpuk? Apalah guna kita saling menyayangi jika Allah tidak meridhoi? Saling menebar senyum paling manis tapi hanya mengundang murka Allah.
Sebagai seorang hamba, aku cukup tahu diri. Hamba diciptakan untuk senantiasa beribadah kepadaNya. Yang aku khawatirkan jangan sampai hanya karena bunga yang mekar di hati kita saat ini membuat kita merasa terluka dan saling mengecewakan di esok hari. Mungkin aku yang melukai atau kamu yang melukai perasaanku. Hati manusia selalu berbolak-balik, rasa yang kita rasakan saat ini tidak ada jaminan akan selalu sama.
Lewat goresan penaku ini. Aku memohon restu dan maafmu. Jika suatu saat aku tidak lagi bersikap seperti biasa, tidak lagi asik seperti biasa, kumohon mengertilah. Izinkan rasa ini untuk tidak terus tumbuh subur agar tidak lagi mengganggu dan menyesatkan. Izinkan aku untuk menepi dijalan-Nya dengan niat memantaskan diri untuk masa depanku.
Kebahagiaanmu, kebahagiaanku atau mungkin kebahagiaan yang akan menjadi kebahagiaan kita berdua akan selalu dan selalu menjadi semoga yang paling manis dalam doaku. Semoga yang paling khusyuk dalam sujudku dan menjadi aamiin paling serius untuk masa depanku.
Seiring waktu keputusan ini akan terbiasa mengisi hari-harimu. Jangan mengkhawatirkan aku, perempuan manja yang banyak maunya ini akan berusaha untuk membaikkan hari demi harinya. Jangan merasa ditinggalkan karena aku bukannya meninggalkanmu. Hanya saja ragaku berada agak jauh darimu. Jika masa itu tiba, atas izin-Nya, atas ridho-Nya juga ridho orang tua. Aku akan kembali.
Sudah sejauh bahasan ini, jujur aku sendiri masih belum siap akan moment yang aku putuskan sendiri. Aku tahu tidak ada orang yang siap akan kehilangan. Tapi demi rasa cintaku pada-Nya yang lebih besar akan rasaku padamu, aku tunjukkan aku bisa melakukannya. Insyaa Allah. Mari saling berkabar dalam diam dan saling memeluk dalam doa.
Keputusan berpisah untuk terus bersimpuh dan berdoa untuk kelak kembali dipersatukan dengan ridho dan restu-Mu
Sampai jumpa di suatu masa, dengan kita yang lebih pantas .
Komentar
Posting Komentar