Diungkapkan atau dipendam
Perasaan yang kita rasakan untuk seseorang itu tidak pernah sekalipun ada perencanaan sebelumnya. Sama sekali tidak pernah dan kapanpun itu tidak akan bisa. Memilih untuk di kehidupan esok ingin dekat siapa, atau hal yang diluar kendali memilih untuk merasakan rasa yang mana. Benci kah? Rindu kah? Sayang kah? Kagum? Peka? Resah? Galau? Atau perpaduan rasa seperti, benci tapi cinta mungkin? Semuanya bukan kendali diri kita.
Di kehidupan ini, apa pernah meminta akan jatuh hati pada pasangan halalmu yang sekarang? Apa pernah meminta untuk sayang padanya? Apa pernah menjadwalkan jatuh hati 1 tahun kemudian? Apa pernah merencanakan kekecewaan? Tidak. Semua berjalan sesuai skenario-Nya. Semua berjalan seperti arus sungai yang mengalir. Pun sebelum bahagia seperti sekarang ini, hubungan pasti pernah ada perselisihan atau semacamnya.
Dalam semesta, rasa seakan selalu hadir seenaknya. Kadang ia datang di waktu yang tepat, dan katanya kadang ia juga datang di waktu yang salah. Itu menurut versi manusia selaku pemeran. Tapi, yakinlah garis takdir dari-Nya bahwa saat itulah waktu yang terbaik untuk merasakannya.
Setiap kisah yang pastinya melibatkan perasaan. Berbagai fase yang berhasil dilewati hingga akhirnya mencapai bahagia. Allah yang Maha membolak-balikkan hati, berperan saat itu tanpa kita sadari.
Tahukah rasa yang Allah berikan itu adalah salah satu nikmat pemberian-Nya. Allah turunkan nikmat itu dengan tujuan agar rasa itu memberikan pengaruh yang baik dan positif, kadang-kadang pula Allah turunkan sebagai bentuk ujian. Ingin menguji kita, apakah mampu menjaganya dan tidak menodainya dengan hal-hal buruk?
Rasa yang timbul karena-Nya tidak akan pernah salah tuan, tidak pernah salah alamat. Setiap hamba yang bernyawa pasti akan Allah beri nikmat perasaan, sebagai tanda berfungsinya nurani mereka. Jadi persoalan rasa, meskipun seringkali membuat pusing, setidaknya ada jeda yang diberikan untuk kita lebih memaknai hidup.
Rasa itu seperti punya kekuatan. Rasa mampu merisauan hati sebab sesuatu yang tak berjalan mulus, atau mungkin tidak seperti yang diharapkan. Kadang kerisauan itu hadir saat keinginan yang kita semogakan, telah diikhtiarkan tetap saja tidak terlaksana.
Rasa itu juga mampu membuat orang lain perlahan berubah. Perubahan itu mencangkup semua dari setiap sisi, baik dan buruknya sesuatu di dunia ini.
Setiap orang punya tanggung jawab atas 'rasanya' masing-masing. Bebas ingin mewarnainya seperti apa. Bebas mengungkapkan rasanya atau memilih untuk memendamnya saja.
Komentar
Posting Komentar