Jika semua berjalan lancar
Lingkungan pertemananku bukanlah
tipe pergaulan yang gampang diizinkan oleh orang tua jika ingin keluar rumah,
apalagi jika ingin bepergian jauh. Bukan tipe pergaulan orang yang bisa bebas kemana
saja, bisa pergi bersama teman-teman tanpa ditanya mau kemana?, sampai jam
berapa?, ada keperluan apa?, siapa saja yang akan pergi?, dan
pertanyaan-pertanyaan lain yang selaras, seperti sedang diinterogasi.
Homebody atau anak rumahan, mungkin sebutan
itu lebih mewakili statusku dilingkungan pertemanan. Sebab saking seringnya
dilarang kemana-kemana jika memang tidak terlalu penting, akhirnya melekat
dalam diri dan menjadi kebiasaan malas untuk kemana-mana kalau hanya untuk
pergi keluyuran, mending dirumah saja. Hitung-hitung bisa hemat uang jajan dan skin care. Capek juga rasanya setiap
harus keluar rumah harus melewati tahap penyelesaian soal tanya jawab lisan
oleh orang tua.
Sialnya lagi, jika ada pertanyaan
yang tidak bisa dijawab dengan baik dan jelas. Sementara kondisi sudah rapi,
wangi, dan siap untuk jalan. Seketika suasana hati berantakan sampai berhari-hari
karena tidak diizinkan keluar rumah. Akan tetapi, sekarang aku sadar. Mengapa
cara didikan orangtua seperti itu?, semua itu hanyalah untuk kebaikan anaknya. Demi
keselamatan anaknya, juga menjaga pergaulan diluar sana yang bisa mempengaruhi
sifat dan kebiasaanku dimasa depan.
Anak rumahan sepertiku bukan
berarti anti untuk keluar rumah, hanya saja aku lebih merasa aman, tentram dan
bebas rasanya jika didalam rumah. Bebas ini dalam artian bebas melakukan apa
yang aku mau. Aku pribadi merasa rileks untuk menulis jika didalam rumah, tanpa
diganggu oleh suasana riuh dan suara manusia, ide lancar bagai jalan tol, bebas
berekspresi dan mengandai-andai, bebas dari banyaknya mata manusia yang melihat
kemudian seenaknya menilai manusia lain.
Pernah ada yang bilang begini
"kerja terus, dirumah terus, cari uang terus, ayo healing dong sekali-kali, nanti kita ke gunung atau ke
pantai". Mendengar itu, bibirku hanya bisa tersenyum.
Anak rumahan sepertiku merasa
punya caranya sendiri untuk healing.
Tidak harus dengan cara pergi jauh ke luar kota atau ke tempat wisata, tidak
harus ke gunung atau ke pantai, pun tidak harus bersama orang lain, tapi healing versiku lebih sederhana dari
pada itu.
Healing versiku lebih ke suasana hatiku
sendiri dan didukung oleh suasana lingkungan di sekitarku. Aku rasa percuma
jika ragaku kemana-kemana, tapi suasana hatiku tidak karuan. Aku tidak merasa
mendapatkan kesembuhan dari aktifitas seperti itu, yang ada malah makin pusing
dan rumit sendiri.
Sedikit ceritaku hari ini kiranya
bisa mewakili healing versiku
sendiri. Aku bangun lumayan pagi hari ini, padahal semalam aku kerja hingga
pukul 21.00 WITA, lalu lanjut mengurus segala perihal komunitas hingga pukul
23.40 WITA. Rutinitas kegiatan pagi berjalan lancar dan aman. Sholat subuhku
tidak kesiangan seperti biasa. Sesampaiku ditempat kerja aku merasa senang
karena tidak terlalu banyak pasien, tidak ada pula pasien yang menyebalkan hari
ini. Setelah selesai, aku melanjutkan aktifitasku dengan menulis antologi
hingga selesai dan mengirimnya sebelum deadline.
Masuk waktu dzuhur, aku segera sholat tepat waktu. Setelah masuk jam istirahat,
aku memesan makanan ayam geprek bagian dada dan minuman green tea kesukaanku melalui kurir. Menunggu tidak terlalu lama,
makanan dan minuman datang sesuai apa yang aku mau. Makanannya tidak terlalu
pedis, minumannya tidak terlalu manis, semua pas. Aku menikmati makananku
hingga habis tak tersisa, tanpa diganggu siapa pun. Setelah itu, aku kembali mencari
tugas yang bisa aku kerjakan dan selesaikan hari ini sembari menunggu pasien
yang datang.
Mungkin bagi sebagian orang, cerita
singkat diatas hanya seperti cerita biasa yang tidak punya makna. Tapi bagiku,
dibalik cerita ini ada proses penyembuhan yang sangat bermakna didalamnya.
Semua kegiatan yang berjalan lancar hari ini menyenangkan, tidak ada yang
membuat suasana hati menjadi tidak senang. Beda dari biasanya. Apa yang aku
rasakan sekarang ini adalah salah satu proses penyembuhan diri. Maka dari itu,
aku merasa bahwa healing versiku tidak
harus pergi ke suatu tempat tertentu. Tapi bukan berarti aku tidak menyarankan
itu. Jika ada yang healing dengan cara pergi ke tempat wisata, silahkan saja.
Setiap orang berbeda, sakitnya beda, cara sembuhnya juga berbeda.
Healing versiku sederhana, yaitu cukup lakukan
hal baik apa saja yang kamu senangi. Jika semua berjalan lancar, semesta pun
mendukung, maka akan memberikan rasa bahagia pula untuk hatimu.
Nurfitriana, 26 Februari 2022
Komentar
Posting Komentar