Jangan salahkan cinta


Salama hidupmu berapa kali dirimu jatuh dalam pelukan seseorang?

Sudah berapa kali merasakan jatuh cinta?

Sudah berapa kali hati yang tak bertulang itu patah karena cinta ?

Maa syaa Allah, sebuah petualangan yang begitu banyak memberikan pelajaran bukan? Sejauh petualangan itu sudah mampukah untuk mendewasakan dirimu?

Lebih sering mana yang kamu rasakan. Disakiti atau menyakiti? Sampai sekarang, hingga detik ini apa rasa itu masih ada? Apakah rasa itu masih sama? Apakah ada niat untuk kembali menjelajahi hati demi hati. Mengulangi rasa sakit sebab yang sama lagi? Atau sudah khilaf ? Coba lagi. Khilaf lagi?

Jangan bilang hanya sekedar coba, tapi makin lama benar-benar membuat candu. Sungguh hebat tipu daya setan itu, betapa kencang sorak-sorakan bahagianya jika ia melihat hamba Allah yang berhasil disesatkan. Yang dengan gampangnya ia hasut untuk terjerumus ke jalan yang salah, menjauh dari-Nya. Tanpa ada rasa ragu, menyesal, bahkan tidak takut akan dosa setelahnya.

Tentang menyakiti atau disakiti. Bukan serta merta dikatakan siapa yang salah siapa yang benar. Semua salah dan tidak ada yang tidak benar.

Ini tentang hati, sebab hati yang merasakannya, hati yang pertama dan mulai berkenalan dengan kenyamanan yang ada, yang menerima rasa yang datang padanya. Hingga seiring waktu menjelma menjadi suatu anugerah yang sungguh indah dirasakan, mampu memberikan rasa kenyamanan dan sungguh membahagiakan. Rasa itu disebut cinta.

Cinta yang mampu membuat seseorang merasakan itu. Cinta yang memuat rasa itu penuh arti dan benar-benar berkesan. Bahkan setelah semuanya selesai pun, cinta mampu berbekas menjadi sebuah kenangan. Kekuatan cinta yang membuat semua ini terjadi.

Rasa apapun yang diringgalkannya. Rasa sakit yang dirasakan itu bukan salah siapa-siapa. Bukan pula salah hati yang merasakannya. Tapi karena cinta itu tidak dijaga dengan baik dan benar, cinta yang seharusnya dijaga dengan kesucian tapi ternodai hawa nafsu, cinta yang tidak mengikut sertakan iman, cinta yang diberikan kepada hamba Allah melebihi cinta kepada-Nya. Cinta yang telah dibiarkan tumbuh subur padahal belum waktunya. Sebab cinta yang ditempatkan bukan pada tempat seharusnya.

Diluar itu, tentang disakiti atau menyakiti karena cinta. Jangan pernah menyalahkan rasa itu. Karena tanpa rasa cinta pun hidup tidak akan indah.

Di masa depan berharaplah dan memohon untuk mendapatkan cinta yang sehat, mampu mersakan kesempurnaan dalam lingkar kehalalan dan membahagiakan dengan cinta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak mudah

Bercerita

Kisah Menjadi Karya